Hari demi hari telah kita lalui, semakin dekat perjumpaan kita dengan Sang Maha Pencipta..
Senin, 23 Juli 2012
Rahasia dan Khasiat Dibalik Buah Kurma
Buah kurma, mungkin sudah tak asing lagi di telinga masyarakat kita. Pasalnya, biasanya, kurma menjadi salah satu menu pembuka puasa, selain kolak atau minuman-minuman segar lainnya.
Sekedar informasi, asal usul buah kurma ditemukan pertamakali di sekitar sungai Nil dan Efrat. Di balik manisnya buah kurma ternyata memiliki khasiat yang mujarab untuk kesehatan tubuh manusia. Kandungan manis dalam kurma dapat mengisi ulang energi tubuh. Karenanya, kurma sangat cocok untuk mengawali berbuka puasa.
Pasalnya buah yang tumbuh di Timur Tengah ini sangat kaya dengan khasiat, diantaranya Protein (1.8 hingga dua peratus), serat (dua hingga empat peratus), glukosa (50 hingga 57 peratus), Vitamin A dan C, sodium dan potassium. Saat lambung kosong dari makanan, maka kurma akan mudah mencerna dan menyerap karena mengandung gula yang baik untuk tubuh manusia.
Rasulullah SAW bersabda, “Kurma itu menghilangkan penyakit dan tidak membawa penyakit. Ia berasal dari surga. Dan di dalamnya terkandung obat.” (HR. Bukhari)
Kurma segar memiliki daging berserat lembut dan rasanya sangat manis, seperti campuran sirup gula dan madu. Daging buah kurma berisi gula sederhana seperti fruktosa dan dekstrosa yang mudah dicerna dan cepat mengisi ulang energi tubuh. Karena karakteristik tersebut, kurma sangat cocok untuk mengawali berbuka puasa.
Kandungan nutrisi kurma
Kurma memiliki daftar panjang kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Tabel di samping menunjukkan kandungan gizi dan unsur non-gizi yang ada pada kurma.
Kurma matang mengandung gula sekitar 80%, sisanya terdiri dari protein, lemak dan produk mineral termasuk tembaga, besi, magnesium dan asam folat. Kurma kaya dengan serat dan merupakan sumber kalium yang sangat baik. Lima butir kurma (sekitar 45 gram) mengandung sekitar 115 kalori, hampir semuanya dari karbohidrat.
Kurma dalam Hadits
Kurma adalah makanan terbaik selain susu. Hadist ini disandarkan ke Aisyah (Istri Rasulullah), tidak ada aspek khusus tentang kesehatan. Hanya disebutkan sebagai makanan terbaik bagi kesehatan.
Rasulullah bersabda,
“Kurma ajwa yang baik berkhasiat sebagai penyembuh.” Aisyah berkata, “Rasulullah telah menyebut kurma dan susu sebagai makanan terbaik di antara makanan lainnya.”
Kurma adalah makanan yang baik bagi ibu setelah melahirkan. Hadist ini disandarkan ke Salamah binti Qais. Secara akal memang benar adanya. Saat melahirkan, energi yang dikeluarkan sang ibu sangat besar sehingga harus sesegera mungkin diganti setelah melahirkan.
Salamah binti Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Berikanlah kurma kepada wanita yang akan melahirkan, agar anaknya menjadi murah hati. Itu adalah makanan Maryam saat akan melahirkan Isa. Sekiranya Allah mengetahui ada yang lebih baik dari itu, tentu Dia akan telah memberikannya kepadanya.”
Khasiat Kurma dalam Medis
Kaum Arab Badui, yang makan kurma secara teratur, menunjukkan tingkat kejadian yang sangat rendah dari kanker dan penyakit jantung.
Buah kurma kaya serat yang mencegah penyerapan kolesterol LDL dalam usus. Kandungan serat kurma juga membantu melindungi selaput lendir usus dengan mengurangi paparan dan mengikat bahan kimia yang menyebabkan kanker usus besar.
Sebagai makanan laksatif (laxative food), kurma bermanfaat melancarkan buang air besar dan mencegah konstipasi.
Kurma mengandung antioksidan yang dikenal sebagai tanin. Tanin diketahui bersifat anti-infeksi, anti-inflamasi dan anti-hemoragik.
Kurma adalah sumber vitamin A, yang dikenal memiliki sifat antioksidan dan sangat penting untuk kesehatan mata. Vitamin A juga diperlukan menjaga kulit tetap sehat. Konsumsi buah-buahan alami yang kaya akan vitamin A diketahui membantu melindungi dari kanker paru-paru dan rongga mulut.
Kurma merupakan sumber zat besi yang sangat baik. Besi adalah komponen dari hemoglobin di dalam sel darah merah yang menentukan daya dukung oksigen darah.
Kalium dalam kurma adalah komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu mengendalikan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung koroner dan stroke.
Kalsium merupakan mineral penting dalam pembentukan tulang dan gigi, dan dibutuhkan oleh tubuh untuk kontraksi otot, penggumpalan darah dan konduksi impuls saraf.
Mangan digunakan oleh tubuh sebagai unsur pendukung untuk enzim antioksidan superoksida dismutase.
Tembaga diperlukan dalam produksi sel darah merah.
Magnesium sangat penting bagi pertumbuhan tulang.
Kurma kaya akan vitamin K dan vitamin B-kompleks, yaitu piridoksin (vitamin B-6), niacin, asam pantotenat dan riboflavin. Vitamin ini membantu tubuh dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Vitamin K sangat penting dalam pembekuan darah dan metabolisme tulang.
Karena manfaat kurma inilah Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk mengawali berbuka puasa walau hanya dengan tiga butir kurma. Subhanallah...
Jumat, 13 Juli 2012
Ketika Allah Mengabulkan Doa Hamba-Nya
Di sore hari yang indah, saat kami berdua menikmati secangkir teh sambil bersenda gurau dan berdiskusi ringan, tercetus sebuah keinginan yang aku ungkapkan kepada suamiku…
“Pi… sebagai tanda syukur kita pada Allah atas semua kemudahan, anugerah, rizki dan karunia-Nya, Papi setuju ngga kalo kita ambil anak asuh? tapi anak yatim gitu Pi, sekalian buat nemenin anak-anak kita main, mudah-mudahan keimanan kita menjadi bertambah dan kita semakin dekat sama Allah…”
Suamiku hanya tersenyum dan berkata, “Mudah-mudahan keinginan Mami dikabulkan oleh Allah…”
Mungkin saat kami berbicara waktu itu, ada Malaikat yang mencatat dan mengaminkan keinginanku dan menaikkan doa ku tersebut kepada Allah, lalu Allah mengabulkan keinginanku tersebut. Namun apakah dengan semudah itu Allah dengan begitu saja langsung mengabulkan keinginanku?
Inilah bentuk terkabulnya keinginanku…
Setelah percakapan tersebut, kami menghubungi beberapa Panti Asuhan, namun kami tidak menemukan anak yang cocok untuk kami angkat, hingga sebulan kemudian suamiku jatuh sakit secara mendadak, tensinya tiba-tiba melonjak tinggi dan terjadi perpecahan pembuluh darah di otaknya. Hanya enam hari suamiku dirawat di ICU lalu menghembuskan nafasnya yang terakhir dan kembali kepada Penciptanya. Sungguh peristiwa yang terjadi di luar dugaanku dan sangat tiba-tiba.
Aku belum siap untuk menghadapi kejadian ini, memang aku mengucapkan innalillahi wa’inaillaihi rojiun, Yaa, semua makhluk di dunia ini berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Namun aku tetap tidak dapat membendung kesedihan yang aku rasakan. Aku menangis dan menangis hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku harus mengikhlaskan kepergian suamiku menghadap Illahi. Karena suamiku adalah milik Allah, dan aku hanya dititipkan sementara oleh Allah untuk membahagiakannya.
Perlahan aku berkata pada jasad suamiku, “Papi… Mami ikhlas Papi pergi menghadap Allah… atas seizin Allah kita bertemu, dan atas ridha-Nya pula Allah mempertemukan kita… dan sekarang… atas Kehendak Allah pula kita berpisah, Mohon maaf atas semua kesalahan Mami ya Pi, insya Allah Mami kuat dan sabar dalam menghadapi ini semua, dan Semoga Allah memberi kemudahan, kekuatan dan kesabaran untuk Mami dalam merawat, mendidik dan memelihara anak-anak kita, Papi yang tenang dan bahagia ya bersama Allah…”
Lalu aku mencium tangannya dan kedua pipinya… seperti biasa aku lakukan bila aku pamit untuk pergi bekerja atau suamiku pamit untuk pergi tanpa diriku. Entah kekuatan dari mana hingga aku dapat melakukan semua itu dengan tenang. Namun setelah keluar dari ruang ICU, setelah aku menenangkan tangisan anakku, aku kembali jatuh pingsan.
Sesampainya di rumah, aku sudah tidak mampu lagi untuk menangis, aku hanya mampu menatap jasad suamiku dan berharap ada keajaiban dari Allah sehingga suamiku bisa hidup kembali, dan terkadang aku berharap bahwa yang aku lihat bukanlah jasad suamiku… Hatiku terlalu hancur untuk bisa menangis, dan aku merasakan kesedihan yang sangat menyakitkan, kehilangan belahan jiwa, seorang suami yang baik dan penyayang yang sangat menyayangi dan mencintai keluarganya. Tidak pernah terlintas dalam pikiranku aku akan ditinggal pergi oleh suamiku secepat ini. Kutatap wajah kedua anak-anakku yang masih kecil-kecil, terpancar kesedihan yang sangat mendalam di sela-sela isak tangis mereka.
Hari-hari kulalui tanpa semangat, seolah-olah separuh jiwaku ikut pergi bersama suamiku. Entah mengapa selama setahun lebih aku pun selalu berpakaian menggunakan warna hitam atau warna gelap lainnya dan aku pun tidak lagi bertabaruj (berhias diri) walau hanya menggunakan bedak tipis, itupun tidak lagi aku lakukan. Dan aku lebih sering menyendiri serta melamun, hingga aku ditegur oleh atasanku. Beliau menegurku karena aku sesungguhnya sudah melewati masa berkabung, namun aku masih terlihat terus dalam suasana berkabung.
Hampir setiap malam kulalui dengan shalat Tahajud, memohon ampun dan meminta kekuatan kepada Allah, hanya kepada Allah aku curahkan seluruh perasaanku, kesedihanku, kekhawatiranku. Deraian air mata tercurah di atas sajadahku dan menjadi saksi atas kesedihan dan keluh kesahku kepada Allah. Menjadi saksi atas penyerahan seluruh hidupku dan masalahku kepada Allah. Kuakui kalau sesungguhnya aku merasa tidak kuat dan lemah dalam menerima ujian ini, namun kukembalikan semuanya hanya kepada Allah.
Empat tahun sudah kulewati waktu tanpa suami tercinta, tanpa kekasih belahan jiwa. Kini anak-anakku sudah beranjak remaja, dan aku bersyukur mereka menjadi anak-anak yang shalih dan berakhlak sangat baik. Di setiap shalatku, kunaikkan sejumlah doa untuk suamiku dan anak anakku, dan aku yakin suamiku berbahagia di sana karena setiap shalat mendapatkan kiriman doa dari istri dan anak anaknya.
Kini baru kusadari bahwa, sesungguhnya setiap ucapan adalah doa dan Allah sudah mengabulkan doa serta keinginanku, namun Allah mengabulkan doaku tersebut tidak sama dengan bentuk yang kita harapkan, tidak dalam bungkus yang indah. Ternyata membutuhkan kesabaran, keikhlasan, kesungguhan dan kekuatan serta tawakal dalam membuka bungkus tersebut. Serta membutuhkan doa dan hubungan yang terus menerus dengan Allah. Dan Subhanallah… ternyata bungkus tersebut memiliki hadiah yang sangat indah, di dalamnya berisi dua orang anak yatim yang shalih yang menjadi penyejuk bagi jiwaku, mataku dan hatiku. Anak-anak yang menjadi Quratu ‘Ain bagiku… Ya, keinginanku untuk memelihara anak-anak yatim dikabulkan oleh Allah, dan ternyata… anak anak yatim itu adalah anak-anak kandungku sendiri.
Kedua anakku tersebut memiliki akhlak yang sangat baik, Saat tadarus bersama, bahkan si sulung sudah dapat mengoreksi bacaan Al-Quran ku dan adiknya, setiap shalat berjamaah, si Aa begitu kami biasa memanggilnya selalu menjadi imam di rumah kami, dan adiknya si Dede yang akan membacakan doa setelah selesai Shalat. Kami biasa berdiskusi bersama dan melakukan kegiatan bersama sama. Subhanallah walhamdulillah… kami tidak merasa sendiri lagi di dunia ini, kami dapat merasakan cinta dan kasih sayang Allah kepada kami melalui orang-orang yang menyayangi kami. Allah selalu menolong setiap ada masalah yang menimpa kami, Allah memberkahi kehidupan kami dan mencukupi semua kebutuhan kami, Allah menjaga dan memelihara kami. Namun yang paling utama adalah, kami dapat merasakan kenikmatan dalam beribadah kepada Allah dan kami merasa dekat dengan Allah. Tidak ada lagi kesepian dan kesedihan karena Allah selalu bersama kami.
Dengan kejadian ini ada hikmah yang aku ambil, bahwa Allah sangat menyayangi dan mencintai semua hamba hamba-Nya. Allah akan mengabulkan semua doa dan permohonan hambaNya walaupun dalam bentuk yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan dan mungkin saja Allah akan menyimpan doa kita di akhirat nanti untuk kebaikan kita. Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Al-Mu’min:60)
Jangan pernah berprasangka buruk pada Allah, “Sesungguhnya Allah berfirman: “Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku.” (HR. Turmudzi)
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/07/21576/ketika-allah-mengabulkan-doa-hambanya/#ixzz20UkIo1gj
Berdoa Kok di FB?
Sejak berjamurnya Account social seperti Facebook, Twitter, Friendster and other networking. Banyak hal bisa diamati terutama terjadinya tingkat kenarsisan, suka pamer, sering mengeluh dan berdoa di tempat yang salah. Bagaimana tidak salah!!! Coba kita amati terutama FB and twitter betapa banyak pengguna account salah mengguna wall/tweet mereka sebagai tempat berdoa, bukankah agama “Islam”? Telah mengatur Waktu-waktu untuk berdoa mustajab. Antara lain:
“Pada bulan Ramadhan, terutama pada malam Lailatul Qadar, Pada waktu wukuf di ‘Arafah, ketika menunaikan ibadah haji, Ketika turun hujan, Ketika akan memulai shalat dan sesudahnya, Ketika menghadapi barisan musuh dalam medan peperangan, Di tengah malam, Di antara adzan dan iqamat, Ketika I’tidal yang akhir dalam shalat, Ketika sujud dalam shalat, Ketika khatam (tamat) membaca Al-Quran 30 Juz, Sepanjang malam, utama sekali sepertiga yang akhir dan waktu sahur, Sepanjang hari Jumat, karena mengharap berjumpa dengan saat ijabah (saat diperkenankan doa) yang terletak antara terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari Jumat itu, antara Zhuhur dengan ‘Ashar dan antara ‘Ashar dengan Maghrib, Pada waktu pengajian (belajar) di suatu majelis dan Pada waktu minum air zam-zam”
Tempat-tempat baik untuk berdoa “Di kala melihat Ka’bah, Di kala me1ihat masjid Rasulullah Saw, Di tempat dan di kala melakukan thawaf, Di sisi Multazam. Di dalam Ka’bah, Di sisi sumur Zamzam, Di belakang makam Ibrahim, Di atas bukit Shafa dan Marwah, Di ‘Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di sisi Jamarat yang tiga, Di tempat-tempat yang mulia lainnya, seperti di Masjid dan tempat-tempat peribadatan lainnya.
Nah seperti dijelaskan di atas jelas bahwa tempat dan waktu mustajab berdoa, bukan saat buka Facebook/twitter, sebaiknya social networking dimanfaatkan sebagai tempat berbagi informasi bersifat memotivasi bukan bersifat keluh kesah. Karena Allah tidak menyukai hamba yang suka mengeluh.
Dan tanpa kita sadari, kita lebih banyak mengadu masalah di efbe dari pada mengadu kepada ALLOH Subhana Wa Ta’ala, lebih mengutamakan update status daripada shalat dan dzikir kepada ALLOH Subhana Wa Ta’ala.
Hendaknya kita mengeluh di tempat yang tepat yaitu tempat memberi ketenangan diri seperti dijelaskan dalam al-Quran “Sesungguhnya aku mengeluhkan keadaanku dan kesedihanku hanya kepada Allah,“ (Qs. Yusuf: 86)”, Saudaraku, mengeluhkan penderitaan hanya kepada Allah SWT adalah bagian dari kesabaran.
Menurut pengamatan ternyata social networking merupakan wadah paling empuk bagi seseorang untuk mengeluh, pamer, galau, nasris dan berdoa di tempat yang salah. Ada berbagai varian doa yang tertulis dalam Facebook, bahkan bingung juga apakah benar-benar berdoa atau mengeluh dengan cantik. Bukan tidak boleh dan melarang teman berdoa lewat Facebook atau twitter, bahkan Islam memperoleh kita berdoa dimana dan kapan pun kecuali di toilet/kamar mandi. Tetapi akan lebih elok dan berkah doa yang kita untaikan di tempat-tempat telah dicontohkan Rasulullah SAW seperti paparan di atas. Jangan sampai doa di publish jadi bahan guyonan, ingin diketahui publik dan ajang narsis.
Hal seperti itu takutnya akan berdampak pula dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi manusia tidak disukai atau dijauhi oleh teman, relasi dan keluarga. Bagaimana bisa dijauhi? Ya iyalah siapa juga mau bertemen dengan orang yang suka mengeluh, pamer, galau dan narsis. Sebelum itu benar-benar terjadi dalam kehidupan kita, mari account social dimanfaatkan, dipergunakan, dikelola sebagai ajang silaturahim.
Berikut contoh doa kopas (copy paste) status teman FB “Ya Allah…jika Canon EOS 7D layak untukku…dekatkan ia… dan jika Engkau tambahkan lensa EF-S 15-85mm IS juga tak apa, dengan senang hati ya Allah… amiiin… nuhun buat yang udah ikut mengAminkan… :) hehe”. Coba teman analisis dan amati doa tersebut di antara berharap dan bercanda. (masih banyak lagi doa’-doa diungkapkan lewat FB/Twitter antara galau, narsis dan bercanda).
Yuk ukhti wa ikhwan jangan sampai kita terikut pula dengan behaviour seperti itu suka mengeluh dan berdoa di tempat yang salah. Dan mari kita pergunakan account social untuk menebar semangat, kebaikan, menebar syukur, silaturahim dan taujih bukan menebar keluh kesah, galau dan narsis tiada ujung. Status tertulis bukan mendapat solusi kongkret malah sebaliknya diguyonin dan diketawakan dengan tujuan tidak jelas.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/07/21594/berdoa-kok-di-fb/#ixzz20UdKAkv4
Langganan:
Postingan (Atom)