Ilmu Yang Tidak Berbuah
Termaktub indah dalam Al Qur’an,
”Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.
Diantara kewajiban pemilik ilmu pengetahuan adalah mengamalkan apa yang telah diperoleh dan yang dipahami atas ilmunya. Ilmu tentang ibadah menuntut pemiliknya untuk melaksanakan ibadah secara benar, dengan memenuhi syarat dan rukunnya dengan murni karena Allah SWT.
Ilmu tentang muamalah akan menuntut pemiliknya untuk bermuamalah dalam batas-batas kehalalan dan menjauhi keharaman. Ilmu tentang Akhlak menjadikan pemilik untuk mempercantik diri dengan keutamaan akhlak dan menjauhi akhlak tercela. Ilmu tentang menuju akhirat, dengannya akan memberikan kewaspadaan dan meluruskan jalan-jalan menuju akhir yang baik di akhirat.
Termasuk dalam ilmu-ilmu duniawi. Seorang ahli kesehatan memberikan nasehat bahaya rokok dan dia memberikan contoh untuk meninggalkan rokok. Seorang ahli ekonomi tahu persis resiko berlebih-lebihan sehingga ia tidak akan boros. Seorang sosiolog sangat menyarankan kerjasama dalam bermasyarakat sehingga ia akan tampil terdepan mengawalinya bukan malah menyendiri. Dengan demikian menjadi jelas bahwa, ilmu akan menjadi saksi baik bagi pemiliknya. Bukan justru menjadi saksi buruk atas dirinya diakhirat kelak.
Abu Barzah al-Aslami mengatakan bahwa Rosululloh saw. Bersabda, ”Tidak akan turun di neraka kedua telapak kaki seorang hamba hingga dia ditanya tentang umurnya. Untuk urusan apakah umurnya ia habiskan?Tentang ilmunya, apa yang ia lakukan dengan ilmu itu? Tentang hartanya, darimana ia memperolehnya dan untuk keperluan apa hartanya ia nafkahkan?Dan, tentang jasadnya, untuk hal apakah ia habiskan jasadnya?” (HR. Tirmidzi)
Dunia ini akan maju dan tentram berkat ulama-ulama yang beramal. Yaitu, ulama-ulama yang amal perbuatan mereka menopang ilmu yang mereka miliki dan amal perbuatan mereka sesuai dengan perkataan. Ulama yang jelek, akan menyampaikan kebohongan dan hukum yang remang-remang dikarenakan tidak jujur karena takut tidak laku lagi di masyarakat. Takut bisnis duniawinya terganggu karena pernyataan-pernyataan kebenaran yang sebenarnya sangat diperlukan untuk bangsa ini.
Dalam kitab Al-Muntaqa, disebutkan bahwa ketika menjalankan Isra’, Rosululloh bersabda :
” Pada malam Isra saya melewati beberapa kaum yang mulut-mulut mereka digunting dengan guntingan dari api neraka, kemudian saya bertanya, ‘ Wahai Jibril, siapakah mereka itu?’ Jibril menjawab, ‘ Mereka adalah para khatib-khatib umatmu yang menyerukan sesuatu yang tidak mereka lakukan”.
Rosululloh juga menggambarkan seorang yang berilmu kemudian mengajarkan kepada yang lain sedangkan ia tidak mengamalkan ilmunya dengan sebuah hadist dari ath Thabrani yang berbunyi :
” Perumpamaan orang yang mengajari manusia suatu kebaikan namun ia melupakan dirinya, laksana sumbu (maksudnya lampu atau lilin) yang menerangi manusia, tapi membakar dirinya sendiri.”.
Maka….................... waspadalah wahai sahabatku. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar